Langsung ke konten utama

Makna Gerakan Sholat dalam Pandangan Fisioterapi



Makna Gerakan Sholat dalam Pandangan Fisioterapi

            Sholat merupakan ibadah pokok dari rukun Islam yang kedua wajib dilaksanakan bagi umat Islam yang dalam melakukannya mengandung perpaduan antara unsur rohani dan unsur fungsional tubuh secara harmonis, dan tidak boleh ditinggalkan salah satu unsurnya tanpa alasan yang jelas dan tegas, karena dengan meninggalkan salah satu unsurnya akan membatalkan unsur yang lain.
1.      Beberapa pengertian
a.       Ibadah Sholat
Sholat menurut bahasa berarti doa. Sedangkan menurut syara’ yaitu ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan (bacaan sholat) dan perbuatan (gerakan sholat) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat-syarat tertentu (Lahib MZ, et. 1991).
b.      Fisioterapi
Fisioterapi adalah ilmu yang mempelajari upaya manusia dalam mencapai derajat kesehatan yang dibutuhkan melalui penanggulangan masalah gerak fungsional individu dan masyarakat dengan penerapan sumber fisis dan mekanis (IFI, 2000)

2.      Analisa gerakan sholat dan manfaat gerakan sholat
Jika diamati pelaksanaan sholat, maka didalamnya mengandung 2 proses kegiatan, yaitu:
v  Proses kegiatan rohani keibadahan yakni menyangkut makna semua bacaan yang diucapkan dalam sholat, dalam arti berdialog langsung antara hamba dengan Tuhan.
v  Proses kegiatan fisik keibadahan yang menyangkut makna semua gerakan fisik/jasmani dalam sholat, dalam arti gerakan fungsional tubuh ketika melaksanakan sholat.
a.      Gerakan kemampuan berkonsentrasi
Salah satu metode yang digunakan dalam kesehatan mental adalah haptonomi, yaki suatu teknik yang digunakan untuk melatih diri seseorang sekaligus sebagai media pengobatan untuk memusatkan pikiran dan perilaku hanya terhadap satu objek. Dalam agama dikenal dengan tawakkal (berserah diri secara utuh dan ikhlas hanya kepada Allah SWT). Kaitannya dengan gerakan hati mengucapkan niat secara iklas dalam sholat kemudian berserah diri secara total hanya kepada Allah SWT ketika kita sholat, maka yang terjadi saat itu adalah:
t  Konsentrasi penuh dan terpusat hanya tertuju kepada Allah SWT.
t  Manusia pada saat sholat merdeka penuh dan bebas dari segala pengaruh dunia kecuali hanya kepada Allah SWT.
Manfaat terhadap kesehatan adalah:
t  Manusia terbebas dari stress (terbebas dari tekanan batin), pikiran menjadi jernih.
t  Jantung bekerja lebih baik.
t  Peredaran darah lebih teratur ke segala penjuru tubuh.
t  Sistem hormone dan metabolic bekerja lebih baik.
t  Sistem pernafasan bekerja lebih teratur.
t  Jika menggunakan obat, maka 80%-100% obat akan terserap oleh tubuh. Karena itu dianjurkan minum/menggunakan obat setelah sholat (Hembing, 1995).
Keadaan tersebut diatas mutlak dicapai/dialami oleh setiap muslim yang mencintai sholatnya (ikhlas) minimal 5x sehari semalam.
b.      Gerakan fisik/tubuh
1)      Berdiri tegak dan rapi sebelum takbir
Berdiri tegak dan rapi dalam ilmu kesehatan dikenal sebagai posisi anatomi atau posisi normal tubuh manusia artinya tubuh dan organ tubuh dalam keadaan tanpa beban menurut kondisinya. Orang islma yang sholat 5x dalam sehari semalam (1x24jam) berarti satu kali setiap 5 jam tubuhnya terbebas dari beban apalagi jika rajin mengerjakan sholat sunnah. Jika seluruh sholat fardhu dan sunnah dikerjakan dalam setiap 2 jam, seseorang berposisi anatomi (tanpa beban) untuk sehari semalam.
2)      Takbir selang kemudan ruku’
Dari berdiri tegak (posisi anatomi) kemudian melakukan gerakan ruku’ manfaatnya adalah:
s  Mengulur otot tubuh bagian belakang
Didalam ilmu urai dan ilmu faal tubuh manusia, otot-otot leher bagian belakang, otot punggung, otot pinggang, panggul, paha bagian belakang dan otot betis sebagian besar terdiri dari otot-otot yang dikenal dengan otot postural, yakni otot yang pada umumnya memelihara sikap/posisi tubuh. Otot-otot tersebut memiliki sifat cenderung mudah memendek, maka kelenturannya berkurang bahkan dapat hilang sama sekali. Jika kelenturan otot tersebut berkurang dari biasanya, maka dapat menyebabkan sakit tengkuk, sakit pinggang dan panggul sehingga menyebabkan nyeri seperti tersengat listrik sehingga sampai ke betis, telapak kaki dan lengan yang berkepanjangan, sebabnya adalah selain ototnya tidak lentur alias memendek, dapat juga syaraf yang menuju ke tungkai dan lengan terjepit akibat terjadinya pemendekan otot di pinggang dan tengkuk (leher).
Dengan melakukan gerakan rukuk yang benar (sesuai syariat islam) minimal 5x sehari semalam, maka InsyaAllah kelenturan otot-otot leher, punggung, pinggang, panggul, paha dan betis akan terpelihara dengan baik sehingga kita tidak mudah terkena nyeri tengkuk dan nyeri pinggang.
s  Memelihara fungsi peredaran darah keseluruh tubuh
Dalam ilmu faal tubuh manusia, di dalam ruas-ruas tulang belakang tertentu ada bagian syaraf besar serta disamping kiri-kanan ruas-ruas tulang belakang tertentu terdapat simpul syaraf otonom tertentu yang dikenal dengan pusat ortosimpatik medulla spinalis dan pusat ganglion spinal. Kedua pusat tersebut yang masing-masing terdapat di:
a)      C6-Th4 yang memelihara peredaran darah ke kepala dan sekitarnya
b)      Th4-Th8 yang memelihara peredaran darah ke lengan dan leher
c)      Th8-Th11 yang memelihara peredaran darah ke badan dan sekitarnya
d)     Th11-L2 yang memelihara peredaran darah ke tungkai dan sekitarnya.
      Pusat-pusat tersebut di atas akan terangsang untuk bekerja lebih baik jika sering digerakkan. Ternyata ketika kita melakukan gerakan ruku’ secara tuma’ninah yang cukup, maka kedua pusat tersebut bergerak dan terangsang. InsyaAllah peredaran darah ke seluruh tubuh akan terpelihara dengan baik.
s  Memelihara fungsi jantung dan paru-paru
Dalam ilmu gerak tubuh makhluk hidup (biomekanik) dikenal istilah kinetika yakni bagian dari ilmu gerak yang mempelajari hubungan antara gerak dan tenaga yang dibutuhkan oleh suatu gerakan tertentu dengan  memperhatikan factor gaya tubuh saat melakukan gerakan tersebut. Maksutnya adalah semakin rendah dan semakin dekat posisi suatu anggota tubuh dengan jantung, maka tenaga yang dibutuhkan oleh jantung untuk berdetak dan memompa darah ke organ tersebut semakin sedikit, sebaliknya apabila tubuh tersebut digerakkan maka letak anggota tubuh tersebut semakin tinggi dan semakin jauh letaknya dari jantung, sehingga tenaga yang dibutuhkan jantung untuk berdetak dan memompa darah ke organ tersebut semakin besar (kerja jantung maksimal). Jika gerakan merendahkan tubuh dan meninggikan tubuh dari posisi jantung dilakukan berulang kali (membungkuk ke ruku kemudian berdiri lagi), maka jantung akan terlatih dan beradaptasi dengan perubahan posisi tubuh dalam kehidupan sehari-hari tanpa menimbulkan masalah pada jantung dan tubuh pada umumnya, itu berarti fungsi jantung semakin membaik. Oleh karena itu jantung dan paru merupakan dua alat vital pada tubuh manusia yang fungsinya sangat erat, maka apabila fungsi jantung bekerja lebih bak, tentu fungsi paru untuk menghirup udara dan mengeluarkan udara dengan sendirinya akan lebih baik.
Apabila kita amati gerakan sholat dari berdiri samapai ruku’, lalu berdiri lagi yang dilakukan secara berulang-ulang dalam rokaat sholat, maka seperti maksut yang diuraikan diatas sangat meyakinkan bahwa gerakan sholat (baik gerakan rohani maupun fisik sholat) mampu memelihara fungsi jantung dan paru manusia.
3)      Sujud
Dari gerakan sholat kemudia ke sujud, duduk, sujud kemudian berdiri lagi, maka manfaatnya adalah:
s  Memelihara fungsi jantung dan paru
Seperti yang diuraikan pada paragraph sebelumnya diatas, namun manfaat tentang fungsi adaptasi dan kesiapan jantung yang diperoleh dari gerakan berdiri ke sujud, ke duduk, ke sujud dan berdiri lagi adalah semakin besar pula dan semakin bervariasi pengaruhnya terhadap posisi jantung.
s  Merangsang kecerdasan otak dan mencegah pikun
Dalam ilmu kedokterankuno dan modern dikenal titik perangsangan yang terletak di seluruh permukaan tubuh. Di permukaan telapak tangan, ujung jari jemari terdapat titik-titik perangsangan kecerdasan dan dipertengahan dahi terdapat titik perangsangan ingatan.
Ketika seseorang bersujud, maka kedua titik perangsangan kecerdasan dan ingatan akan selalu terangsang karena kedua telapak tangan dan jari-jemari serta dahi kita tertempel rapat di lantai secara berulang kali sepanjang kita melaksanakan sholat secara normal seperti yang telah ditetapkan Nabi Muhammad SAW.
Hal tersebut terbukti bahwa setiap orang yang senantiasa iklas dalam sholatnya seperti kaum alim ulama yang meskipun telah lanjut usia mereka memiliki kecerdasan otak yang maksimal serta terbebas dari uzur ingatan. Lebih jauh lagi ternyata sangat jarang ditemukan kaum alaim ulama terkena lumpuh separuh badan (stroke).
Hal tersebut diduga berkaitan erat dengan prinsip kesederhanaan dan keseimbangan hidup serta keikhlasan yang tinggi dalam sholatnya.
4)      Gerakan duduk tahiyat kemudian salam ke kanan dan ke kiri
Dalam kesehatan olah raga, ketika berolah raga ada yang dikatakan: gerakan pemanasan, gerakan inti dan gerakan pendinginan. Untuk tahiyat kemudian diakhiri dengan salam sebaga gerakan akhir dari gerakan sholat dapat dikatakan sebagai gerakan pendinginan yang manfaatnya adalah:
s  Mengembalikan tenaga dan kondisi rohani dan jasmani tubuh ke keadaan optimal lebih baik dibanding sebelum sholat
Itulah sebabnya setiap orang yang selesai sholat dengan landasan ikhlas, akan merasakan lebih segar, lebih senang dan lebih tenang.
s  Mengulur otot-otot leher pada kedua sisi, samping kanan dan kiri leher
Kegiatan terakhir dari sholat untuk mengulur otot-otot leher pada kedua sisi, samping kanan dan kiri yakni otot sternocleidomastoideus dan trapezius. Kedua otot ini sering mengalami ketegangan dan pemendekan yang menyebabkan bermacam-macam antara lain: kesibukan pemikiran dan kesibukan kegiatan fisik, salah posisi dan sebagainya.
Apabila kedua otot tersebut tegang akan meyebabkan nyeri leher dan tengkuk serta sering sakit kepala. Dengan melakukan gerakan salam kekanan dan kekiri minimal 5x sehari semalam, InsyaAllah dapat mencegah ketegangan dan pemendekat kedua otot tersebut.
                 
                  Menyimak uraian tersebut diatas tentang makna gerakan sholat dalam pandangan fisioterapi, maka dapat disimpulkan:
*      Keterkaitan antara teori kesehatan dengan gerakan tubuh pada fase gerakan sholat sangat erat kaitannya dalam arti kata gerakan sholat ternyata bermakna ilmiah ditinjau dari ilmu kesehatan tubuh manusia.
*      Gerakan sholat jauh lebih unggul disbanding model gerakan olahraga apapun sebab selain bernilai ibadah pokok yang wajib ditegakkan bagi umat islam juga membugarkan jasmani, merangsang kecerdasan otak, dan mencegah pikun serta mencegah penyakit rohani. Karena itu gerakan tubuh dalam sholat ditinjau dari segi kesehatan memenuhi kriteria sebagai senam kesegaran rohani dan jasmani (SKRJ), yang dilakukan minimal 5x (17 rakaat) setiap hari selama hidupnya.
*      Sampai kini beluma ada laporan bahwa seseorang sakit karena melaksanakan sholat baik di Indonesia maupun di belahan dunia manapun, tapi laporan karena orang yang sakit/cedera karena senam tera atau senam kesegaran jasmani alias cedera olahraga tak terhitung jumlahnya.
*      Tegakkanlah sholat sepanjang masa, semoga kita termasuk orang yang dicintai oleh Allah SWT.

Artikel ini dikutip dari: Jurnal Ikatan Fisioterapi Indonesia edisi Desember 2001, vol.3 No.3 Januari 2002

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Physioterapy Specialist ???

Physioterapy Specialist ??? Jika mindsed masyarakat tentang fisioterapis adalah “tukang pijat”, okey tenangin dulu shaaay tarik napas .... gausah pakai hati. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menjelaskan dan PDKT sama pasien jadi tidak ada lagi kesalah pahaman tentang profesi kita. Kalau di postingan sebelumnya kita sudah kenalan sama fisioterapi, sekarang kita akan mengenal lebih dekat lagi tentang spesialisasi atau peminatan fisioterapi. Nahlo fisioterapi juga ada spesialisnya, udah macam dokter aja yaa...hehe Sekolah fisioterapi yang ada di Indonesia memang belum sampai di tahap spesialis, tapi spesialisasi di profesi fisioterapi sudah mulai dikenal sejak beberapa tahun terakhir, dikarenakan banyaknya ruang lingkup dan heterogenisasi pasien fisioterapi terutama di rumah sakit. Biasanya yang menuju ke spesialis adalah beberapa fisioterapis yang memiliki klinik mandiri atau yang bekerja di Rumah sakit khusus, misalnya klinik pediatri, klinik stroke, atau

Hymen "Selaput Dara"

Hymen atau Selaput Dara Setiap gadis tidak dilahirkan dengan selaput dara yang serupa. Ada berbagai jenis selaput dara di kalangan gadis. Ada juga gadis yang dilahirkan tanpa selaput dara dan ada juga yang mempunyai selaput dara yang sukar ditembus dan mungkin perlu beberapa hari atau berkali-kali hubungan seksual untuk benar-benar menembusnya. Hymen atau selaput dara adalah suatu lipatan selaput lendir yang menutupi pintu vagina (introitus vagina). Biasanya berbentuk bulat sebagaimana bentuk vagina, tetapi adaj uga yang seperti bulan sabit (bentuk semilunar), bahkan ada yang mempunyai septum (pemisah). Lubang selaput dara yang masih utuh (tidakterkoyak) umumnya hanya dilalui oleh jari kelingking. Pada bayi, kondisi selaput dara cenderung besar dan tebal. Tetapi semakin bayi itu membesar, jaringan selaput dara akan menipis, lebar dan terbuka. Namun begitu, terdapat juga segelintir wanita dilahirkan tanpa selaput dara. Selaput ini ada bermacam-macam bentuk.

Keamanan Obat pada Ibu Hamil

Keamanan Obat pada Ibu Hamil             Menurut United States Food and Drug Administration (FDA), Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika, atas dasar keamanannya terhadap kehamilan atau resiko terhadap sistem reproduksi dan efek samping yang dapat di timbulkan serta perbandingan besarnya resiko dengan manfaat yang diharapkan, obat-obatan dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori, yaitu A, B, C, D dan kategori X. Obat dengan kategori D, X dan C mungkin memiliki resiko hamper sama, tetapi berbeda dalam besarnya perbandingan resiko dengan manfaat yang diharapkan. Kategori A             Studi terkontrol terhadap obat kelompok ini pada wanita hamil tidak memperlihatkan adanya   resiko terhadap janin pada kehamilan trimester1 dan selanjutnya. Kategori B             Studi terkontrol terhadap obat kelompok ini terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol terhadap obat kelompok ini pada wani