Langsung ke konten utama

Fobia


    



 
Saat seseorang mengalami rentetan peristiwa buruk (traumatis) ataupun ekstrim, timbul ketegangan luar biasa. Karena tubuh manusia tidak mungkin terus menerus tegang, upaya peredaan ketegangan biasanya dilakukan manusia secara tanpa sadar melalui mekanisme pertahanan diri dengan cara penekanan (repression) gangguan tersebut ke bawah sadar.
Jika seseorang tidak mampu mengatasi peristiwa traumatis tersebut, praktis pertumbuhan normal mentalnya mengalami degradasi ataupun terhenti (fiksasi). Pada peristiwa fiksasi tersebut, mental kita membentuk konfigurasi mental tertentu dan relatif permanen. Dikemudian hari jika terdapat stimulan yang sama atau mirip, maka pola respon yang akan dipakai adalah pola respon yang terakhir dikenal atau biasa disebut regresi.
Anehnya meski fobia dirasakan tidak nyaman namun banyak juga yang tidak mau menghilangkan gangguan tersebut, padahal apabila diperhatikan fobia dapat menyebabkan kerugian seperti : Energi mental untuk tumbuh / naik derajat menjadi terkuras karena habis digunakan untuk merespon sumber ketakutan dengan “cara” yang salah. Berisiko menghambat karir, jika fobia berhubungan dengan produktifitas atau pekerjaan. Mengganggu kehidupan sosial ataupun keluarga. Menjadi “model” atau teladan yang salah bagi bawahan kita, anak anak kita, dalam menyikapi persoalan. Dapat merembet ke fobia lainnya.
Bila sudah sangat parah dan menganggu, fobia memang sebaiknya harus segera diatasi dengan pemberian treatmen tertentu. Tidak semua fobia harus selalu ditreatmen dengan segera. Misalnya, bila ada seseorang yang mengalami fobia ular, namun orang tersebut tinggal di kota metropolitan yang jauh dari hutan belantara (dan jauh dari ular tentunya), maka fobia tersebut tidak terlalu membutuhkan treatmen dengan segera. Namun berbeda jika objek fobia tersebut adalah kucing, hewan yang mudah dan sering ditemui dalam lingkungan kita sehari-hari. Bila melihat betapa intensnya ketakutan penderita terhadap kucing dan betapa repot dia dibuatnya, maka sudah selayaknya fobia tersebut perlu dihilangkan.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia yang ada. Segala tindakan tersebut intinya dilakukan untuk menghilangkan ketakutan, antara lain :
1.      Melawannya secara frontal, tetapi cara ini tidak disarankan, karena selain “menyakitkan”, jika gagal, beresiko memperparah fobia.
2.      Melawan dengan emosi lain yang lebih kuat, misalnya : rasa jijik dapat dikalahkan dengan motivasi uang “Fear Factor”. Takut gelap, dikalahkan dengan keinginan menemani pacar ke tempat gelap.
3.      Psikoterapi baik secara perorangan maupun berkelompok. Tujuan dari terapi ini memberikan bantuan dan dukungan agar ia dapat menghilangkan rasa cemas dan takutnya.
4.      Psikoanalisa agar penderita dapat menggali penyebabnya sehingga dapat menghilangkan fobia tersebut, akan tetapi hal ini membutuhkan waktu yang amat panjang.
5.      Desensitisasi. Prinsip dari terapi ini adalah dengan mendekatkan benda atau keadaan yang menakutkan pada penderita mulai dari yang ringan hingga yang paling menakutkan sehingga penderita lambat laun akan hilang rasa takutnya. Dalam kondisi relaks, individu diminta untuk menghadirkan objek atau situasi yang ditakutinya tersebut dalam imajinasi, dengan intensitas yang bertahap
6.      Pembanjiran. Prinsip dari terapi ini sama dengan desensitisasi, hanya dimulai dari yang paling menakutkan hingga yang paling ringan sehingga diharapkan rasa takut itu akan hilang dengan sendirinya seiring dengan keyakinan penderita.
7.      Terapi kimiawi dengan memberikan obat anti cemas atau penenang ringan tetapi harus sesuai dengan indikasi dokter.
8.      Hipnoterapi
Fobia terjadi karena pikiran bawah sadar kita salah memberi arti terhadap peristiwa traumatis yang menyebabkan fobia. Mungkin penderita tidak tahu apa yang menyebabkan terjadinya fobia.
Dengan hipnoterapi, penderita dibimbing untuk menemukan penyebab fobianya, kemudian dilakukan pembelajaran ulang atas peristiwa penyebab fobia tersebut. Dengan pemahaman yang baru mengenai peristiwa traumatis tersebut, maka fobia akan sembuh seketika dan tidak kambuh dalam waktu yang sangat lama atau bahkan selamanya.
Banyak penderita fobia yang enggan pergi ke para ahli untuk mengikuti terapi karena takut harus bersinggungan dengan obyek yang ditakuti. Namun dalam hipnoterapi penderita tidak akan diminta berhadapan dengan obyek yang ditakuti kalau masih merasa takut. Penderita tidak akan “dipaksa” untuk melawan rasa takut.
Namun, sesungguhnya tidak ada obat yang paling ampuh untuk mengatasi fobia selain keyakinan penderita bahwa ia dapat mengatasinya dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari hal itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Physioterapy Specialist ???

Physioterapy Specialist ??? Jika mindsed masyarakat tentang fisioterapis adalah “tukang pijat”, okey tenangin dulu shaaay tarik napas .... gausah pakai hati. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menjelaskan dan PDKT sama pasien jadi tidak ada lagi kesalah pahaman tentang profesi kita. Kalau di postingan sebelumnya kita sudah kenalan sama fisioterapi, sekarang kita akan mengenal lebih dekat lagi tentang spesialisasi atau peminatan fisioterapi. Nahlo fisioterapi juga ada spesialisnya, udah macam dokter aja yaa...hehe Sekolah fisioterapi yang ada di Indonesia memang belum sampai di tahap spesialis, tapi spesialisasi di profesi fisioterapi sudah mulai dikenal sejak beberapa tahun terakhir, dikarenakan banyaknya ruang lingkup dan heterogenisasi pasien fisioterapi terutama di rumah sakit. Biasanya yang menuju ke spesialis adalah beberapa fisioterapis yang memiliki klinik mandiri atau yang bekerja di Rumah sakit khusus, misalnya klinik pediatri, klinik stroke, atau

Hymen "Selaput Dara"

Hymen atau Selaput Dara Setiap gadis tidak dilahirkan dengan selaput dara yang serupa. Ada berbagai jenis selaput dara di kalangan gadis. Ada juga gadis yang dilahirkan tanpa selaput dara dan ada juga yang mempunyai selaput dara yang sukar ditembus dan mungkin perlu beberapa hari atau berkali-kali hubungan seksual untuk benar-benar menembusnya. Hymen atau selaput dara adalah suatu lipatan selaput lendir yang menutupi pintu vagina (introitus vagina). Biasanya berbentuk bulat sebagaimana bentuk vagina, tetapi adaj uga yang seperti bulan sabit (bentuk semilunar), bahkan ada yang mempunyai septum (pemisah). Lubang selaput dara yang masih utuh (tidakterkoyak) umumnya hanya dilalui oleh jari kelingking. Pada bayi, kondisi selaput dara cenderung besar dan tebal. Tetapi semakin bayi itu membesar, jaringan selaput dara akan menipis, lebar dan terbuka. Namun begitu, terdapat juga segelintir wanita dilahirkan tanpa selaput dara. Selaput ini ada bermacam-macam bentuk.

Keamanan Obat pada Ibu Hamil

Keamanan Obat pada Ibu Hamil             Menurut United States Food and Drug Administration (FDA), Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika, atas dasar keamanannya terhadap kehamilan atau resiko terhadap sistem reproduksi dan efek samping yang dapat di timbulkan serta perbandingan besarnya resiko dengan manfaat yang diharapkan, obat-obatan dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori, yaitu A, B, C, D dan kategori X. Obat dengan kategori D, X dan C mungkin memiliki resiko hamper sama, tetapi berbeda dalam besarnya perbandingan resiko dengan manfaat yang diharapkan. Kategori A             Studi terkontrol terhadap obat kelompok ini pada wanita hamil tidak memperlihatkan adanya   resiko terhadap janin pada kehamilan trimester1 dan selanjutnya. Kategori B             Studi terkontrol terhadap obat kelompok ini terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol terhadap obat kelompok ini pada wani