Langsung ke konten utama

Kanker Serviks dan pendekatan Sistem Limfatik oleh Fisioterapis


Kanker Serviks Akibat Perilaku Seksual dan Gaya Hidup Masa Kini
Serta Pendekatan Sistem Limfatik untuk Mengatasi Kanker Serviks

Oleh:    Dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS
Sukadarwanto,SKM, SSiT, M.Kes

PENDAHULUAN
Dengan semakin masarknya gaya hidup modern yan dianut oleh sebagian besar masyarakat metropolitan, khususnya bagi para wanita dapt mengakibatkan terjangkitnya kanker reproduksi wanita, hal ini akibat dari pola perilaku seks yang tidak sehat dengan cara berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual, disamping itu pula akibat seringnya mengabaikan pola makan yang sehat.
Cara terbaik untuk mencegah berkembangnya penyakit kanker adalah dengan memberikan informasi sebanyak-banyaknya pada masyarakat tentang pola hidup yang sehat serta pentingnya deteksi dini, karena timbulnya penyakit kanker berkaitan erat dengan kebiasaan hidup yang salah dan lingkungan yang tercemar.
Kanker serviks (mulut Rahim) merupakan kanker yang paling sering ditemukan diantara kanker ginekologik dan merupakan penyebab kematian utama wanita penderita kanker di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Negara maju kanker serviks menempati urutan ke-3 setelah kanker payudara dan endometrium (selaput lender Rahim). Walaupun merupakan penyebab kematian utama di antara kanker wanita, namun kanker serviks dapat di deteksi dalam keadaan dini dan jika ditemukan dalam keadaan dini di pastikan kesembuhannya mencapai 100%
Untuk itu setip wanita perlu mengetahui factor-faktor yang berkaitan erat dengan timbulnyakanker serviks, upaya diagnosis yang dlakukan serta pola perilaku seks yang sehat agar penyakit kaker serviks ini dapat di cegah.

SPERMA, PENYAKIT KELAMIN DAN KANKER SERVIKS
Penyebab kanker serviks tidak diketahui secara pasti. Penyebabnya diduga:
1.      Sperma
Sperma yang mengandung complement histone: komponen ini dapat bereaksi dengan DNA sel serviks, sehingga terjadi sel kanker.
2.      Air Mani (Semen)
3.      Semen yang bersifat alkalis dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada sel-sel epitel serviks (neoplasia dan dysplasia)
Akhir-akhir ini sebuah majalah di ibu kota mengekspos tentang adanya kecenderungan wanita bersuami mencari pria lain, di mana rasa sepi dan kecewa terhadap suami merupakan penyebab utama mereka mencari pria lain. Tentu saja gelaja ni amat memprihatinkan, karena di balik kenikmatan mempunyai pria lain, tersembunyi penyakit kelamin akibat hubungan seks bagi para wanita, karena dapat merusak kesehatan organ intimnya bahkan menimbulkan penyakit kkanker Rahim. Penyakit kelamin yang sering menyerang wanita adalah:
a.       Gonore yang bernanah
Penyebabnya adalah kuman Neisseria Gonore dengan masa inkubasi penyakit 3-10 hari. Pada keadaan akut ditandai dengan gejala rasa perih saat buang air kecildan adanya keputihan yang agak kental. Pada keadaan menahun (tak diobati, tak sembuh) infeksi dapat menjalar ke Rahim, saluran telur dan indung telur. Pada keadaan ni biasanya hanya ada gejala keputihan yang tidak jelas, bahkan tanpa gejala apa-apa dan dapat menjadi sumber infeksi pada pasangan seksnya untuk jangka waktu yang lama.
b.      Sifilis yang sadis
Penyebabnya adalah parasite Treponema palidum yang menyerang selaput lender, termasuk anus, kemaluan, serta mulut Rahim. Gejalanya timbul luka (tukak) pada vulva.
c.       Herpes Genitalis yang terus melekat
Penyebabnya adalah virus Herpes. Gejala dijumpai adanya vesikel (gelembung pada kulit) yang berkelompok dengan dasar kemerahan yang hilang timbul. Rasa neyri dan gatal.
d.      Klamidia yang sulit di deteksi
Penyebabnya adalah C trachomatis, dtandai dengan keputihan kuning disertai rasa sakit saat BAK. Pemeriksaan sangat mahal dan sulit.
e.       Kondiloma Akuminata, si jengger ayam
Penyebabnya virus papilloma, gejalanya gatal-gatal di sekitar vagina disertai penumbuhan mirip bunga atau jangger ayam pada vagina, vulva dan perinemium.
f.       Gardnella vaginosis yang berbau
g.       Trikhomoniasis yang membakar
Penyebabnya parasite tricomonas vaginalis, gejalanya pendarahan pasca senggama, terbakar disekitar vagina, gatal dan keputihan yang berbau.
h.      AIDS yang terkutuk
Penyebabnya virus HIV dengan masa inkubasi 5-10 tahun. Gejalanya berhubungan dengan menurunya imunitas sehingga mudah terinfeksi oleh berbagai mikroorganisme dan kanker oportunistik  seperti infeksi jamur di esophagus dan paru-paru.

DIAGNOSIS PENYAKIT DAN DETEKSI DINI
1.      Sitologi
Pemeriksaan ini dikenal dengan tes papanicolau (tes pap) sangat bermanfaat untuk mendeteksi kelainan pada mulut Rahim secara dini. Ketelitian melebihi 90% bila dilakukan dengan baik. “The American Cancer Society” menyarankan pemeriksaan ini dilakukan pada wanita yang tidak menunjukkan gejala sejak usia 20th atau lebih atau kurang dr 20th jika sudak aktif seksual. Pemeriksaan dapat dilakukan setiap 2th berturut-turut dan jika negative maka pemeriksaan selanjutnya setiap 3th sampai berusia 65th.
2.      Kolposkopi
Hampir semua dysplasia (NIS) terjadi pada daerah transformasi, yaitu daerah yang terjadi akibat perubahan sel (metaplasia).
3.      Biopsi (pengambilan sedikit jaringan)
Biopsy dilakukan di daerah abnormal jika sambungan skuamo-kolumner terlihat seluruhnya dengan kolposkopi.
4.      Kuretase endoserviks
Harus dilakukan setelah tindakan biopsy terarah, kecuali pada wanita hamil.
5.      Konisasi (Biopsi kerucut)
Konisasi merupakan pengambilan sebagian besar mulut Rahim yang di duga mengandung sel-sel prekanker (dysplasia berat/ NIS III). Sekaligus tindakan pengobatan.

UPAYA PENCEGAHAN
Kanker serviks dapat di cegah melalui pola hidup yang sehat, yaitu:
1.      Diit makanan yang bergizi tinggi, dan rendah lemak
Makanan dengan kadar protein tinggi, buah-buahan yang mengandung beta karoten dan vit.C seperti wortel, apel, tomat merupakan makanan yang dapat mencegah timbulnya penyakit kanker. Vit dan mineral (vit. A,C,E,B6 dan selenium) yang dikenal sebagai senyawa antioksidan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit kanker dengan cara menyerap radikal bebas.
2.      Hindari merokok
3.      Hindari stress
4.      Perilaku seks yang sehat
5.      Olah raga
6.      Vaksinasi (paling efektif) Human Papiloma Virus (HPV) 3x/3 bulan.

PENDEKATAN SISTEM LIMFATIK UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN FISIK AKIBAT KANKER SERVIKS
Metastasis via Limfatik
Metastasis melewati Limfatik mengarah keluar pelvis. Pertama ke iliacus internal dan nodus obturatorius, kemudian ke iliakus seluruhnya dank e nodus para aortikus. Metastasis hematogen melibatkan paru-paru, hati, tulang dan usus.
Terapi
Terapi tergantung pada stadium dan fungsi reproduksi. Jenis-jenis terapi yang dapat diintervensikan:
1.       Operasi
2.       Radiasi/penyinaran
3.       Kemoterapi
4.       Kombinasi
Proses terapi menurut Stadiumnya
1.      Stadium 0-1a
·         Reproduksi-konisasi dengan mengangkat sebagian serviks
·         Histerektomi
2.      Stadium 1a2-1b1 ukuran <2cm
·         Reproduksi-pengangkatan serviks/trachelektomi radikal dan badan Rahim masih utuh
·         Sekaligus diangkat badan Rahim
3.      Stadium 1b2-2a
·         Histerektomi radikal-kemoterapi
·         Kemoterapi-histerektomi radikal beserta jaringan-jaringan penunjang di sekitar serviks termasuk limfe
4.      Stadium 2b atau lebih
·         Radiasi-kemoterapi
·         Bersamaan
Tujuan Kemoterapi
1.      Remisi Total
Untuk menyembuhkan pasien sepenuhnya, dalam beberapa kasus kemoterapi saja yang dapat menghilangkan kanker sepenuhnya.
2.      Terapi kombinasi
Kemoterapi dapat membantu terapi lain, seperti radioterapi atau operasi memiliki hasil yang lebih efektif
3.      Menunda/mencegah kekambuhan
Kemoterapi bila digunakan untuk mencegah kembali kanker, yang paling sering digunakan setelah tumor diangkat melalui pembedahan.
4.      Memperlambat perkembangan kanker
Digunakan terutama ketika kanker dalam stadium lanjut dan penyembuhan sudah tidak memungkinkan, kemoterapi dapat memperlambat kemajuan kanker
5.      Meringankan gejala pada pasien stadium lanjut
Efek samping kemoterapi
1.      Mual dan muntah
2.      Rambut rontok (alopecia)
3.      Kelelahan
4.      Gangguan pendengaran (tuli)
5.      Neutropenia (sel darah putoh rendah)- kerentanan terhadap infeksi
6.      Trombositopenia (jumlah platelet darah yang rendah)- masalah pembekuan darah
7.      Anemia (sel darah merah rendah)
8.      Mucositis (radang selaput lendir)
9.      Kehilangan nafsu makan
10.  Kuku terkelupas dan kulit kering
11.  Gangguan kognitif
12.  Menurunnya libido
13.  Permasalahan BAB
14.  Depressi
Manual Limfe Drainase (MLD)
MLD adalah bentuk massage yang sangat khusus , tekanan yang sangat ringan, berirama, gerakan tangan harus tepat, baik tekanan dan urutan serta membtuhkan ketrampilan terapis yang memiiki ketrampilan yang mendalam tentang kerja anatomi dari sistem limfatik. Massage bekerja pada tingkt kulit untuk mempengaruhi arah dan kecepatan aliran limfatik menuju ke sistemik.
Tujuan MLD
1.      Mengembalikan keseimbangan cairan di jaringan dan memastikan bahwa “apa yang masuk sama dengan apa yang keluar”
2.      Jika terlalu banyak cairan di jaringan dapat mengganggu nutrisi sel-oksigen dan nutrisi akan memakan waktu lebih lama untuk masuk ke dalam jaringan dan pada kahirnya cairan akan berada di sekitar sel-sel dna jaringan interstisial.
3.      Hal ini menyebabkan limbah produk dari metabolism sel akan memakan waktu lebih lama untuk pindah dari sel ke sistem transportasi, yang akan mengeluarkan dari tubuh.
4.      Jika sistem limfatik berfungsi dengan baik, kita akan merasa lebih baik.
Manfaat MLD
1.      Decongestif jjaringan lunak
2.      Efek penenangan dengan adanya autonomic nervous dari fase simpatis menuju fase parasimpatis
3.      Tidak akan menimbulkan pelepasan histamine pada jaringan lunak atau tidak terjadi overstimulasi
4.      Relaksasi yang dalam, termasuk sistem pada pembuluh darah dan usus
5.      Excellent therapy pada hipertensi
6.      Efek analgesic berdasarkan Gate Theory dimana nocireceptor (reseptor nyeri) dan mekanoreseptor (reseptor sentuh) terstimulasi tekanan secara ringan, repetitif, dari tekanan massage MLD
7.      MLD akan mengeluarkan zat kimiawi dari sel dimana zat tersebut yang aan memberikan senyal ke sistem saraf pusat, sehingga nyeri menurun
8.      Meningkatkan kekbalan tubuh (immune sistem)
9.      Orang-orang yang diterapi MLD secara berkala melaporkan mereka jarang terkena flu dan radang tenggorokan disbanding sebelum mendapatkan MLD
Indikasi MLD
1.      Limfedema
2.      Turunnya kekebalan tubuh
3.      Migraine dan cronic headaches
4.      Common acne dan acne rosacea
5.      Konstipasi
6.      Eksema
7.      Tinnitus
8.      Multiple sclerosis
9.      Rheumatoid dan osteoarthritis
10.  Sinus congestion
11.  Tendonitis
12.  Repetitive strain injury
13.  Whiplash dan other trauma to name a few
14.  Prevent scar tissue and to reduce after surgery or injury
15.  An excellent therapy for rejuvenation as a beauty treatment  and can reduce puffiness and fine lines and wrinkles.

(dari Seminar & Talkshow nasional Share and Care Kanker Serviks) copywriter by Anisa Cathy

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Physioterapy Specialist ???

Physioterapy Specialist ??? Jika mindsed masyarakat tentang fisioterapis adalah “tukang pijat”, okey tenangin dulu shaaay tarik napas .... gausah pakai hati. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menjelaskan dan PDKT sama pasien jadi tidak ada lagi kesalah pahaman tentang profesi kita. Kalau di postingan sebelumnya kita sudah kenalan sama fisioterapi, sekarang kita akan mengenal lebih dekat lagi tentang spesialisasi atau peminatan fisioterapi. Nahlo fisioterapi juga ada spesialisnya, udah macam dokter aja yaa...hehe Sekolah fisioterapi yang ada di Indonesia memang belum sampai di tahap spesialis, tapi spesialisasi di profesi fisioterapi sudah mulai dikenal sejak beberapa tahun terakhir, dikarenakan banyaknya ruang lingkup dan heterogenisasi pasien fisioterapi terutama di rumah sakit. Biasanya yang menuju ke spesialis adalah beberapa fisioterapis yang memiliki klinik mandiri atau yang bekerja di Rumah sakit khusus, misalnya klinik pediatri, klinik stroke, atau

Hymen "Selaput Dara"

Hymen atau Selaput Dara Setiap gadis tidak dilahirkan dengan selaput dara yang serupa. Ada berbagai jenis selaput dara di kalangan gadis. Ada juga gadis yang dilahirkan tanpa selaput dara dan ada juga yang mempunyai selaput dara yang sukar ditembus dan mungkin perlu beberapa hari atau berkali-kali hubungan seksual untuk benar-benar menembusnya. Hymen atau selaput dara adalah suatu lipatan selaput lendir yang menutupi pintu vagina (introitus vagina). Biasanya berbentuk bulat sebagaimana bentuk vagina, tetapi adaj uga yang seperti bulan sabit (bentuk semilunar), bahkan ada yang mempunyai septum (pemisah). Lubang selaput dara yang masih utuh (tidakterkoyak) umumnya hanya dilalui oleh jari kelingking. Pada bayi, kondisi selaput dara cenderung besar dan tebal. Tetapi semakin bayi itu membesar, jaringan selaput dara akan menipis, lebar dan terbuka. Namun begitu, terdapat juga segelintir wanita dilahirkan tanpa selaput dara. Selaput ini ada bermacam-macam bentuk.

Keamanan Obat pada Ibu Hamil

Keamanan Obat pada Ibu Hamil             Menurut United States Food and Drug Administration (FDA), Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika, atas dasar keamanannya terhadap kehamilan atau resiko terhadap sistem reproduksi dan efek samping yang dapat di timbulkan serta perbandingan besarnya resiko dengan manfaat yang diharapkan, obat-obatan dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori, yaitu A, B, C, D dan kategori X. Obat dengan kategori D, X dan C mungkin memiliki resiko hamper sama, tetapi berbeda dalam besarnya perbandingan resiko dengan manfaat yang diharapkan. Kategori A             Studi terkontrol terhadap obat kelompok ini pada wanita hamil tidak memperlihatkan adanya   resiko terhadap janin pada kehamilan trimester1 dan selanjutnya. Kategori B             Studi terkontrol terhadap obat kelompok ini terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol terhadap obat kelompok ini pada wani